Sebelum lanjutkan artikel 7 Tata Cara Aqiqah, Tuntunan dan Hukumnya, Sekedar kami info:
Jika anda berminat mencari Jasa Aqiqah Terpercaya dan Profesional dengan harga murah kunjungi website Jasa Aqiqah Jabodetabek
Dalam adat umat Islam, kelahiran seorang anak umumnya dirayakan dengan acara aqiqahan. Acara aqiqah dikerjakan dengan arah untuk mengutarakan kebahagian dan memanjatkan sukur ke Allah SWT. Upacara aqiqah umumnya dilaksanakan dengan acara pemotongan hewan ternak seperti kambing, lalu dibagi-bagikan ke keluarga dan tetangga.
Secara bahasa, aqiqah mempunyai makna “menggunting” yang dari bahasa arab “al-qat’u”. Ada pengertian lain aqiqah yakni “nama rambut bayi yang baru dilahirkan”. Menurut istilah, aqiqah ialah proses aktivitas menyembelih hewan ternak di hari ke tujuh sesudah bayi dilahirkan. Ini dilaksanakan sebagai bentuk rasa sukur ke Allah SWT.
Aqiqah umumnya dilaksanakan di hari ketujuh, ke-14, atau ke-21 sesudah kelahiran seorang anak. Untuk anak lelaki, untuk melakukan aqiqah harus menggunting dua ekor kambing sementara anak wanita seekor kambing saja.
Hukum Melakukan Aqiqah dalam Islam
Penerapan aqiqah ialah tuntunan Rasulullah SAW. Disaksikan dari segi hukumnya, aqiqah dibagi jadi dua yakni berhukum sunnah dan harus. Pembagian ini berdasar pada dalil-dalil dan tafsiran yang sudah dilaksanakan oleh beberapa ulama.
Secara sunnah, hukum aqiqah ialah sunnah muakkad, atau sunnah yang perlu diprioritaskan. Maknanya, jika seorang muslim sanggup melakukannya (karena memiliki harta yang cukup) karena itu dia disarankan untuk lakukan aqiqah untuk anaknya saat anak tersebut bayi. Sementara untuk orang yang kurang atau mungkin tidak sanggup, penerapan aqiqah bisa dihilangkan.
Secara harus, menurut hadist kisah Ahmad yang mengeluarkan bunyi “Anak-anak itu tergadai (ketahan) dengan aqiqahnya, disembelih hewan buatnya di hari ke-7 , dicukur kepalanya dan dinamakan.” (HR Ahmad), aqiqah harus dilaksanakan. Dengan berpatok pada hadist di atas, beberapa ulama menerjemahkan sesungguhnya seorang anak tidak bisa memberikan syafaat pada orangtuanya jika dia belum diaqiqah. Meskipun begitu, opini ini kalah dengan opini jika aqiqah ialah sunnah hingga ditampik oleh beberapa ulama.
Tata Langkah Aqiqah dalam Islam
1. Saat yang disarankan untuk melakukan aqiqah
Rasulullah bersabda: “Semua anak bayi tergadaikan dengan aqiqahnya yang di hari ke-7 nya disembelih hewan (kambing), dinamakan dan dicukur rambutnya.”
Berdasar sabda Rasulullah SAW ini, karena itu beberapa ulama menyetujui jika waktu penerapan aqiqah yang terbaik ialah di hari ketujuh sejak hari kelahiran. Tetapi bila ada halangan karena suatu hal dan lain perihal, aqiqah bisa dikerjakan di hari ke-14 atau hari ke-21.
Tetapi bila seorang itu ada pada keadaan ekonomi yang tidak mungkin, karena itu kewajiban melakukan aqiqah juga luruh. Karena, jika memang sungguh tidak sanggup, seorang muslim dibolehkan untuk tinggalkan atau mungkin tidak lakukan beribadah aqiqah ini.
2. Persyaratan saat menentukan hewan untuk aqiqah
Tata langkah aqiqah dalam Islam menyarankan hewan qurban untuk disembelih. Hewan dengan persyaratan yang sama dengan hewan kurban seperti kambing dan domba yang sehat ialah yang seharusnya diputuskan untuk acara aqiqah. Usia dari hewan ternak ini juga jangan kurang dari 1/2 tahun.
3. Membagikan daging hewan hasil aqiqah
Dalam tata langkah aqiqah berdasarkan agama Islam, daging aqiqah yang telah disembelih harus dibagi ke beberapa tetangga dan famili. Tetapi ada ketidaksamaan di antara daging hasil aqiqah dengan daging kurban. Berbentuk pembagiannya, daging aqiqah harus diberi pada kondisi yang telah masak, jangan masih juga dalam keadaan mentah seperti daging kurban.
Hadits Aisyah r.a: “Sunnahnya dua ekor kambing untuk anak lelaki dan seekor kambing untuk anak wanita. Dia diolah tanpa memutus tulangnya. Lantas dikonsumsi (oleh keluarganya), dan disedekahkan di hari ke-7 “. (HR al-Bayhaqi)
Orang yang mempunyai hajat dan keluarganya disunnahkan untuk konsumsi daging aqiqah. Sementara, sepertiga daging yang lain diberi pada tetangga dan fakir miskin.
Ini sama seperti yang tercantum pada firman Allah SWT: “Mereka memberikan makan orang miskin, anak yatim, dan sandera, dengan hati suka”. – Q.S. Al-Insan (8)
4. Memberikan nama anak di saat aqiqah
Dalam tata langkah aqiqah, di saat mengadakannya disunnahkan untuk cukur rambut sang bayi dan memberikannya nama yang mempunyai makna yang bagus. Karena, nama yang bagus nantinya akan menggambarkan sikap dan adabnya ke Allah SWT dan lingkungan sekelilingnya.
5. Acara cukur rambut di saat aqiqah
Cukur rambut adalah hal yang ada dalam tata langkah aqiqah. Rasulullah SAW benar-benar menyarankan supaya lakukan potong rambut pada anak yang baru lahir pada hari ketujuh nya. Dalam tata langkah aqiqah menurut Islam, tidak ada hadits yang menerangkan bagaimana semestinya cukur rambut sang anak. Tetapi yang terang pencukuran harus dilaksanakan dengan rata.
6. Bacaan doa saat menyembelih hewan aqiqah
Berikut bacaan doa yang perlu dilafazkan saat lakukan pemotongan pada hewan aqiqah:
“Bismillah, Allahumma taqobbal min muhammadin, wa aali muhammadin, wa min ummati muhammadin.”
Maknanya : “Bernama Allah, ya Allah terimalah (kurban) dari Muhammad dan keluarga Muhammad dan dari ummat Muhammad.” (HR Ahmad, Muslim, Abu Dawud)
7. Bacaan doa untuk bayi yang diaqiqahkan
Berikut ialah bacaan doa untuk anak yang diaqiqah:
“U’iidzuka bi kalimaatillaahit tammaati min kulli syaithooni wa haammah. Wa min kulli ‘ainin laammah.”
Maknanya : “Saya perlindungkan kamu, wahai bayi, dengan kalimat Allah yang sempurna, dari setiap bujukan syaitan, dan setiap penglihatan yang penuh kedengkian.”
Info Lainnya kunjungi jasa layanan aqiqah terpercaya dan profesional