Masalah pemadaman listrik oleh PLN kerap berjalan akibat gempa, banjir, badai sampai timbulnya masalah terhadap peralatan utama PLN. Karena itu didalam aktivitas industri dibutuhkan proses generator set yang baik dan terpelihara supaya sanggup dioperasikan dikala diperlukan. Saat generator diesel mengalami gagal starting, maka tersedia tiga penyebab utamanya yaitu aki untuk starting didalam suasana mati atau tidak cukup charging, tombol Start tidak didalam posisi Auto melainkan didalam posisi Off, dan tersumbatnya filter bahan bakar.
Semua problem yang umum berjalan sesungguhnya sanggup dicegah dengan laksanakan perawatan generator set secara rutin. Operator genset juga kudu beroleh pelatihan dan pengarahan. Pemeliharaan generator set diesel kudu dilaksanakan dengan frekuensi harian, mingguan, bulanan, 6 bulan dan tahunan. Pemeliharaan harian meliputi kontrol level coolant, kontrol level solar dan kontrol saluran udara. Pemeliharaan mingguan meliputi mengecekan filter udara, kontrol charger baterai, menyingkirkan solar terhadap filter, dan menyingkirkan air terhadap tangki solar.
Sementara pemeliharaan bulanan meliputi kontrol kosentrasi, kontrol tegangan belt, kontrol pengembunan terhadap knalpot dan kontrol baterai. Perawatan 6 bulanan meliputi penggantian oli filter, penggantian filter coolant, pembersihan terhadap crankcase breather, penggantian filter udara, kontrol selang radiator, dan penggantian filter solar. Sedangkan perawatan tahunan cuma berupa pembersihan terhadap proses pendingin.
Selain laksanakan kontrol rutin sesuai dengan frekuensi tersebut, kudu juga dilaksanakan pemeliharaan yang berupa pencegahan. Pemeliharaan pencegahan ini meliputi:
Pemeriksaan umum
Saat genset beroperasi atau running, waspadai timbulnya masalah mekanik yang berpotensi membahayakan. Untuk itu sebaiknya laksanakan kontrol terhadap bagian-bagian berikut:
Pemeriksaan proses pembuangan. Lakukan kontrol terhadap seluruh proses pembuangan, juga exhaust manifold, pipa knalpot dan muffler. Periksa pula bisa saja kebocoran terhadap seluruh koneksi, las, berhimpun dan gasket dan juga pastikan tidak berjalan pemanasan terlalu berlebih di lebih kurang pipa knalpot.
Pemeriksaan proses bahan bakar. Lakukan kontrol jalan bahan bakar, jalan balik, filter, dan terhadap fitting.
Pemeriksaan proses listrik DC atau aki. Lakukan kontrol terminal terhadap baterai starting. Pastikan koneksi bersih dan kencang.
Pemeriksaan mesin. Secara berkala laksanakan kontrol level cairan, tekanan oli, dan suhu radiator. Waspadai jikalau berjalan kegagalan pembakaran, timbulnya getaran, asap knalpot berlebihan, penurunan kekuatan, atau peningkatan bahan bakar.
Pemeriksaan proses control. Lakukan kontrol proses kontrol secara berkala. Pastikan log information benar selama pemanasan dan pastikan untuk mengembalikan proses kontrol ke normal automatic standby atau Auto dikala pengujian dan pemeliharaan selesai dilakukan.
Perawatan proses pelumasan
Lakukan kontrol level oli dikala mesin dimatikan dan setelah menanti lebih kurang 10 menit. Pemeriksaan ini punya tujuan untuk memastikan oli anggota atas mesin mengalir ke didalam bak mesin. Lakukan pula penggantian oli dan filter sesuai dengan rekomendasi frekuensi perawatan rutin.
Perawatan proses pendingin
Lakukan kontrol level cairan pendingin atau coolant sementara mesin tidak menyala sesuai dengan rekomendasi frekuensi pemeriksaan. Buka tutup radiator setelah mesin dingin dan jikalau kudu tambahkan pendingin sampai lebih kurang 3/4 inch di bawah seal tutup radiator. Lakukan pula kontrol anggota luar radiator dan bersihkan seluruh kotoran dengan hati-hati supaya tidak merusak sirip–sirip pendingin atau radiator fin.
Perawatan proses bahan bakar
Pemanasan mesin rutin kudu dilaksanakan keliru satunya untuk menggunakan bahan bakar yang tersimpan di tanki sebelum saat rusak. Bila bahan bakar tidak dipakai didalam kurun sementara 3-6 bulan, maka sebaiknya kudu diisi ulang. Selain itu laksanakan pula kontrol pipa-pipa pada flow meter lc dan selang proses pendingin untuk menyadari kebocoran atau koneksi yang longgar.
Perawatan baterai starting
Baterai mulai lemah atau undercharged jadi penyebab umum terjadinya kegagalan genset standby. Meskipun terus terisi dan dirawat, baterai lead-acid akan mengalami penurunan mutu dan kerusakan. Karena itu penggantian kudu dilaksanakan tiap-tiap 24–36 bulan, lebih-lebih jikalau tidak dilaksanakan charging dengan teratur. Adapun perawatan baterai starting meliputi:
Melakukan pengujian baterai. Pada sebagian generator, uji diagnostik sanggup dilaksanakan secara otomatis tiap-tiap kali genset starting. Atau sanggup pula dengan memakai baterai load tester untuk memverifikasi suasana tiap-tiap kali baterai starting.
Membersihkan baterai. Bersihkan baterai dan jikalau berjalan korosi di lebih kurang terminal, maka lepaskan kabel baterai lantas cuci terminal dengan menggunakan larutan baking soda dan air dengan persentase ¼ lb baking soda untuk 1 liter air.
Lakukan dengan hati-hati, jangan sampai larutan masuk ke sel-sel baterai karena akan menetralkan zat asam terhadap baterai. Setelah itu siram baterai dengan air bersih. Selain itu, setelah penggantian konektor, lapisi terminal dan konektor dengan lilin tipis untuk menahan korosi.
Pemeriksaan berat jenis. Pakailah hydrometer untuk memeriksa berat model elektrolit terhadap tiap-tiap sel baterai. Baterai yang terisi penuh membawa berat model 1.260. Lakukan charging terhadap baterai jikalau berat model di bawah 1,215.
Pemeriksaan tingkat elektrolit. Pada baterai lead acid cell terbuka, laksanakan kontrol tingkat elektrolit paling tidak tiap-tiap 200 jam pengoperasian. Bila rendah, maka isikan sel baterai ke anggota bawah leher pengisi dengan distilled water.
Pemeriksaan visual
Pemeriksaan visual akan membantu mengidentifikasi masalah sebelum saat berjalan rusaknya terhadap engine. Beberapa perihal yang kudu diperhatikan sementara kontrol visual meliputi kebocoran yang ditandai dengan tetesan atau area yang jadi basah, kontrol korosi terhadap baterai dan tempatnya, kontrol elektrolit terhadap baterai model konvensional, kontrol kabel dan kelanjutan terhadap baterai, kontrol tekanan oli, suhu, alternator dan alat ukur lainnya untuk memastikan seluruh bekerja dengan baik, kontrol level oli dan kondisinya, kontrol seluruh hose dan clamp di saluran proses pendingin, kontrol suasana radiator fins, kontrol level air pendingin, kontrol air intake system dari kebocoran, kontrol fuel system terhadap kebocoran, dan jikalau mesin ditambah belt maka periksa suasana belt dan juga pulley dari keausan dan gejala kerusakan.
Dengan laksanakan perawatan dan pemeliharaan berkala terhadap generator untuk keperluan industri, maka generator sanggup beroperasi dengan baik sementara diperlukan. Tak cuma itu saja, perawatan dan pemeliharaan yang dilaksanakan terus menerus juga akan kurangi ongkos dan kerugian yang berpotensi keluar akibat kegagalan pemanfaatan generator.