Fokus dalam mencetak generasi-generasi Qur’ani, Sebelum melanjutkan artikel Perhatikan Hal Ini Ketika Memilih Pesantren Untuk Pendidikan Anak, Sekedar kami info:

Apabila Anda Mendambakan putra/putri untuk menjadi Tahfidz kunjungi website Pondok Pesantren Tahfidz

Tidak berasa sesaat lagi masuk tahun tuntunan baru. Untuk orang-tua yang anaknya lulus dari sekolah dasar dan sekolah kelanjutan pertama kadang kebingungan pilih sekolah selanjutnya. Ada beberepa opsi, apa akan meneruskan ke Sekolah Umum atau memasukkan ke Pesantren?

Tiap orangtua punyai pemikirannya masing-masing. Masalah ongkos dan pajak keluarga, kemauan dan harapan anak, keinginan orangtua, pengalaman jadi beberapa pemikiran itu.

Lebih bagus kamu menangis karena pisah sementara dengan anakmu karena menuntut pengetahuan agama, daripada kelak kamu yen wes tuwo nangis karena anak-anak mu lupa masalah akherat. Kakean mikir ndunyo, rebutan bondo, ekspos rupo, lali suwargo (Apabila sudah tua nangis karena anak-anakmu lupa masalah akhirat, umumnya mikir dunia, rebutan harta dan ekspos muka, dan lupa Surga).

Walau demikian, pilih pesantren sebagai dermaga pengajaran anak bukan tanpa resiko. Mulai masalah makanan, kesehatan, hati tidak kerasan harus siap ditangani orangtua dan anak.

Pemahaman dan arah yang serupa di antara orangtua dan anak ialah langkah pertama untuk pergi ke ponpes.Publikasikan ke anak sejak awal kali.Sampaikan tujuan dan maksud orang-tua mengirimna ke pesantren. Berikan contoh pengalaman orangtua atau seseorang saat dimintatren.

Contoh dapat dengan narasi dari anak saudara atau bahkan juga orangtua sendiri saat belajar dalam pesantren. Pengetahuan dan pemahaman yang betul penting supaya anak tidak berasa dipisah atau dikucilkan dari keluarga pokok.

Menyamai dan melempengkan niat, jadi kunci untuk raih Ridha Allah. Masuk pesantren bukan lantaran kemauan orang-tua, tapi karena kemauan anak sendiri. Ini penting ingat segala hal yang dipaksa umumnya berbuntut buruk.

Keikhlasan kedua pihak (anak dan orangtua) jadi awalnya untuk melempengkan niat cari ridha Allah SWT. Saat paling berat ialah awalnya pisah, Cuman wanita dan ibu yang pahami. Kalimat ini sering terkata dari beberapa ibu yang menetaskan air mata sesudah melepaskan anaknya masuk pesantren.

Bahkan juga ada dari mereka yang tidak sanggu mengirimi nasi sampai ke lambung, nyangkut di kerongkongan. Semua karena rindu. Orang-tua semestinya usaha untuk tulus melepaskan. Saat orang-tua 1/2 hati melepaskan anak ke pesantren, akan punya pengaruh ke mental anak.

Berikan keyakinan pada anak dan berpikiran positif pada pengurus dan civitas pesantren. Jangan dibiarkan beberapa pikiran negatif bersarang apa lagi sampai muncul rasa kuatir. Seharusnya pusatkan pada memberikan support dan penyukupan kebutuhan anak sepanjang belajar.

Orang-tua harus tabah dan memperkuat hati saat saat pisah datang. Apabila sudah mohon pamit secepat  mungkin untuk pulang dan tidak boleh melihat kembali muka anak ada di belakang. Amal Shalih tidak cuma pekerjaan anak, orangtua , Seperti sebuah mimpi, mengharap anak berperangai baik dengan amal shalih yang banyak, sementara tidak ada panutan dari orangtua.

Kabarnya mendidik itu bukan hanya sampaikan saran, lebih dari itu. Mendidik ialah memberikan panutan dan penyertaan tuhan. Karena itu saat anak di pesantren, seharusnya orangtua rajin tingkatkan amal shalihnya. Nikmat kan bila anak dan orangtua bersamaan searah di dalam meraih ridho Allah SWT?

Selalu menyebutkan nama anak- anak kita dalam do’a- do’a orangtua. Cukup Allah sajalah sebagai perlindungan untuknya. Do’akan selalu guru/ ustadz-ustadzahnya yang selalu membersamai mereka sepanjang dimintatren. Karena jasa mereka yang benar-benar mengagumkan untuk putra-putri kita.

Waktu nengok dan telepon yang dinanti, Masih tetap merajut jalinan dengan anak saat ada peluang untuk melihat atau menelepon menanyai beritanya, dengarkan curhatnya, dan bergurau dan lain-lain, Karena mendidik tidak hanya pekerjaan beberapa ustadz.

Rajut jalinan baik dengan beberapa guru, ustadz, ustadzah atau pengasuh berkaitan perubahan dan kegiatan anak di pesantren. Tidak untuk mengadili atau mempersalahkan tetapi untuk share apa yang terbaik untuk anak.
Semua dilandasi pikran positif. Yakin dengan faksi pesantren yang sudah usaha terbaik untuk kesuksesan anak ialah pemikiran positif.

Menghargakan tiap perkembangan dan tidak memperbandingkan anak dengan anak lain JUGA sisi dari membuat pemikiran positif. Selalu berikan motivasi anak jika terjadi permasalahan dimintatren misalkan sepatunya lenyap, ada permasalahan dengan rekan, permasalahan makanannya tidak pas dan lain-lain, orang tahu tak perlu cemas. Berpikiran positif, karena hal – hal seperti itu ialah sisi proses dari pendewasaan yang perlu dilalui anak.

By Drajad