Batok atau tempurung kelapa sering kali dibuang begitu saja di pasar – pasar tradisional. Padahal batok kelapabisa sebagai bahan baku mentah untuk diolah jadi arang. Produk arang batok kelapa sebagai bahan baku setengah jadi bisa diolah lagi jadi product yang inovatif, salah satunya yang sementara ini digandrungi adalah sebagai bahan campuran kosmetik di facial wash kemasan.
Siapa sangka, product arang batok kelapa bisa di produksi jadi briket arang batok kelapa (Hookah Briquette charcoal) bisa sesuai bersama dengan kebutuhan pasar dan jadi product ekspor unggulan.
Briket arang batok kelapa ini dipilih sebagai bahan bakar karena memiliki energi 7.340 kalori, supaya membuahkan panas lebih tinggi dibandingkan briket arang kayu biasanya. Selain itu sementara sistem pembakaran batok kelapa jadi arang terhitung bisa membuahkan asap cair atau liquid smoke yang berpeluang di ekspor ke China dan Amerika.
Pengolahan batok kelapa jadi arang ditunaikan bersama dengan langkah pembakaran. Setumpuk batok kelapa dimasukkan kedalam drum. Hal ini berkesinambungan ditunaikan hingga drum penuh bersama dengan batok kelapa.
Setelah penuh drum di tutup dan semua batok kelapa di di dalam drum mengalami pembakaran selama 8-10 jam. Lambat laun, batok kelapa dapat menjari arang. Setelah dipisahkan dari sampah – sampah hasil pembakaran. Arang batok kelapa bisa jadi bahan baku product inovatif lainnya seperti briket dan arang aktif.
Pasar briket tempurung kelapa ini umumnya untuk ekspor bersama dengan kadar 80% sedangkan sisanya 20% untuk pasar di dalam negeri.
Beberapa negara tujuan ekspor briket arang batok kelapa pada lain negara – negara Timur Tengah, Jepang, Australia, bahkan Eropa seperi Jerman, Belanda, Swedia, dll. Mereka mengfungsikan arang batok kelapa untuk pembuatan carbon aktif pada water treatment plant dan sumber carbon untuk beraneka macam industri coconut shell charcoal.